Oke, di level Kelas Dasar Anda telah mempelajari dasar-dasar analisis teknikal mulai dari support, resistance dan juga trend line. Channel sendiri adalah pengembangan dari trend line. Sekarang, kita akan mempelajari strategi meraih peluang pasar berdasarkan dasar-dasar analisis teknikal tersebut.
Sebelum kita lanjutkan, ingatlah bahwa
pada dasarnya trend line dan channel juga adalah support dan resistance. Pada
saat down trend, trend line berfungsi sebagai resistance. Sebaliknya, pada saat
uptrend, trend line berfungsi sebagai support.
Pada dasarnya ada dua strategi yang bisa kita terapkan berdasarkan support dan resistance. Yang pertama disebut“bounce trading”, yang ke dua disebut “breakout trading”.
Bounce trading
Ada juga yang menyebutnya sebagai “swing
trading”. Metode trading ini memanfaatkan “pantulan” harga ketika harga sudah
mencapai support atau resistance dan memantul dari sana. Ilustrasi di bawah ini
akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan bouce trading ini.
Intinya Anda menunggu ada pantulan dari
area support atau resistance untuk melakukan trading. Mengapa tidak melakukan
sell tepat pada resistance atau buy tepat pada support? Karena Anda memerlukan
semacam konfirmasi bahwa support atau resistance tersebut belum tembus. Bisa
jadi pergerakan harga naik atau turun begitu tajam dan cepat hingga langsung
menembus support atau resistance. Nah, pantulan inilah yang menjadi semacam
pertanda bahwa level support atau resistance itu masih kuat.
Breakout trading
Dalam dunia trading, support dan
resistance tidak akan selamanya bertahan. Pada suatu saat level-level tersebut
pasti akan tembus. Pada saat seperti itu Anda masih bisa mencoba mencari
peluang dengan strategi yang dinamakan breakout trading. Strategi brekaout
trading ini seratus persen berbeda dengan bounce trading. Jika pada bounce
trading Anda menunggu pantulan untuk buy atau sell, pada strategi breakout Anda
malah memanfaatkan tembusnya support dan resistance dengan asumsi bahwa
tembusnya support atau resistance cenderung diikuti oleh rally.
Ilustrasi di bawah ini menggambarkan
strategi breakout trading dengan memanfaatkan tembusnya support atau
resistance.
Strategi yang digambarkan di atas
merupakan strategi agresif, di mana transaksi langsung dilakukan setelah
mendapatkan konfirmasi tembusnya level support atau resistance. Yap, lagi-lagi
konfirmasi dibutuhkan untuk melakukan aksi.
Suatu support atau resistance dianggap
tembus jika memenuhi paling tidak salah satu dari dua hal berikut:
1.
Jika Anda menggunakan candlestick chart, maka body dari candlestick
tersebut harus memotong/menembus garis support atau resistance.
2.
Pada saat terjadi breakout, terjadi peningkatan volume. Semakin signifikan
peningkatannya, maka breakout dianggap semakin valid. Mengenai volume ini, akan
kita bahas nanti.
Nah, itu tadi adalah strategi breakout
trading yang agresif. Tapi ada trader yang memilih untuk menunggu konfirmasi
selanjutnya. Konfirmasi lagi… konfirmasi lagi… mungkin itu yang Anda pikirkan
sekarang. Terbiasalah dengan itu, karena Anda akan banyak mengulang kata
tersebut sepanjang perjalanan Anda menempuh rimba trading yang penuh tantangan
ini.
Golongan trader yang tidak agresif ini
menerapkan strategi breakout yang agak konservatif. Supaya lebih gampang, kita
sebut saja strategi breakout konservatif. Bagaimana sih strategi konservatif
ini?
Strategi breakout konservatif ini
sebenarnya memadukan strategi breakout dan bounce trading. Begini ceritanya.…
Ketika breakout sudah terkonfirmasi,
Anda tidak langsung mengambil posisi buy atau sell seperti strategi breakout
agresif, melainkan Anda menunggu terjadi “pullback” kembali ke area support
atau resistance. Setelah terjadi pullback, Anda menunggu lagi terjadi pantulan
dari level support atau resistance tersebut. Barulah kemudian Anda melakukan
transaksi buy atau sell.
Rumit ya? Sebenarnya tidak sih. Supaya
lebih mudah memahaminya, kami sudah menyiapkan ilustrasi untuk menggambarkan
strategi ini.
Baik strategi breakout agresif maupun
konservatif memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Jika Anda menggunakan
strategi breakout yang agresif, keuntungan yang Anda peroleh adalah Anda bisa
segera entry dan tidak akan ketinggalan “momen”. Tapi tentu saja strategi ini
memiliki kelemahan. Misalnya Anda telah melakukan sell segera ketika support
tembus, namun ternyata harga naik lagi dan kembali berada di atas support tadi.
Nah, strategi konservatif memiliki
keunggulan dalam hal itu. Dengan menggunakan strategi ini, kemungkinan Anda
untuk terjebak adalah lebih kecil karena Anda menunggu pullback dulu dan
mencari konfirmasi pantulan. Namun perlu diketahui juga bahwa PULLBACK TIDAK
SELALU TERJADI setelah terjadi breakout. Di sinilah kelemahan strategi
konservatif, yaitu Anda akan berpotensi kehilangan kesempatan untuk entry
karena harganya sudah telanjur lari.
Setiap trader punya
gaya yang berbeda-beda. Anda bisa memutuskan apakah Anda akan menjadi si
Agresif atau sang Konservatif. Bagi Anda yang penyabar, strategi konservatif
mungkin cocok untuk Anda terapkan. Namun jika Anda adalah pribadi yang gesit
dan menyukai tantangan, mungkin lebih cocok menggunakan strategi agresif.
Silakan pilih sesuai dengan kepribadian Anda.
Info di atas sebenarnya bisa menambah beberapa juta rupiah di daftar asset Anda. Belum tau caranya? Yup.. Salah satunya lewat trading forex.. belajar di sini aja, 100% gratis.Udah ahli tapi tidak berani trading besar-besaran karena pakai broker luar negri? Kalau broker lokal, komisi nya besar banget? Coba dulu di demo account dengan KOMISI TERMURAH! Coba rekomendasi demo accountnya disini ya:
0 komentar:
Posting Komentar