Sekarang, kita akan membahas
contoh-contoh continuation pattern. Kita mulai
dari triangle.
Dari namanya, Anda mungkin sudah bisa
mengira-ngira bentuk pola ini. Ya, pola ini memang memiliki bentuk yang mirip
dengan segitiga. Pola ini terjadi karena pasar bergerak sideways dan
pertarungan antara bull dan bear seimbang, sehingga akhirnya grafik pergerakan
harga mengerucut dan membentuk mirip segitiga.
-
Symmetrical triangle
-
Ascending triangle
-
Descending triangle
Kita akan bahas satu per satu mulai
dari Symmetrical triangle.
Meskipun artinya adalah segitiga
simetris, namun pada kenyataannya bentuknya tidaklah selalu simetris. Symmetrical triangle adalah pola triangle yang
memiliki garis support (lower line) dan resistance (upper line) yang konvergen (kemiringannya
berlawanan menuju satu titik). Agar lebih mudah dipahami, mari kita lihat
gambar di bawah ini:
Dari gambar di atas Anda bisa melihat
bahwa pola ini terbentuk ketika pasar sedang bergerak sideways setelah
mengalami “rally” bullish. Istilahnya
adalah “berkonsolidasi”. Contoh di atas memperlihatkan sebuah symmetrical
triangle yang terbentuk pada saat uptrend.
Sebuah symmetrical triangle paling tidak
harus memiliki empat reversal point (titik pembalikan) yang terdiri dari dua
titik puncak dan dua titik lembah. Gambar di atas memperlihatkan sebuah
symmetrical triangle yang memiliki enam reversal point, yaitu titik 1, 2, 3, 4,
5 dan 6. Konfirmasi dari pola ini adalah tembusnya upper line (garis bagian atas). Ketika pola ini
sudah terkonfirmasi maka pergerakan selanjutnya adalah naik. Cara memperkirakan
targetnya adalah dengan berpatokan pada baseline dari
symmetrical triangle tersebut, yaitu jarak dari A ke titik 1. Jadi, kalau
misalnya baseline-nya sepanjang 100 pips, maka pergerakan selanjutnya pun
diperkirakan akan sejauh 100 pips.
Cara lain yang bisa dipergunakan untuk
memperkirakan target pergerakan adalah dengan menarik garis yang sejajar dengan
lower line, di mana garis tersebut dimulai dari titik 1.
Sebagaimana pola yang lain, pullback
kemungkinan bisa saja akan terjadi. Pada gambar di atas terlihat pullback
terjadi dari titik 7 kembali ke titik 8 yang berada di area upper line.
Jika Anda perhatikan lagi, garis upper
line dan lower line bertemu di satu titik. Titik tersebut kita sebut sebagai apex. Anda perlu memperhatikan apex tersebut karena
tembusnya upper line yang merupakan konfirmasi dari pola symmetrical triangle
tidak boleh terlalu dekat dengan apex.
Sebagai aturan umum, harga harus sudah
menembus upper line pada jarak kira-kira 2/3 (dua-per-tiga) hingga ¾
(tiga-per-empat) dari panjang polanya. “Panjang pola” yang dimaksud
adalah jarak dari baseline ke apex. Jadi, kalau penembusan terjadi kurang dari
2/3 atau lebih dari ¾ panjang pola, kemungkinan besar tidak valid.
Selain terjadi pada saat uptrend,
symmetrical triangle juga bisa terjadi pada saat downtrend. Sebenarnya sama
saja, hanya saja posisinya berada di bawah. Kalau pada contoh di atas Anda
menantikan tembusnya upper line sebagai konfirmasi dan harga cenderung akan bergerak
naik, maka jika polanya terjadi pada saat downtrend Anda akan menantikan
tembusnya lower line dan harga cenderung akan bergerak turun. Hanya itu
perbedaannya.Info di atas sebenarnya bisa menambah beberapa juta rupiah di daftar asset Anda. Belum tau caranya? Yup.. Salah satunya lewat trading forex.. belajar di sini aja, 100% gratis.Udah ahli tapi tidak berani trading besar-besaran karena pakai broker luar negri? Kalau broker lokal, komisi nya besar banget? Coba dulu di demo account dengan KOMISI TERMURAH! Coba rekomendasi demo accountnya disini ya:
0 komentar:
Posting Komentar