Kamis, 03 April 2014

Jokowi Effect: Sehebat Itukah Pria Solo Tersebut?


Pergerakan IHSG mengalami kenaikan pada saat PDI-P mengumumkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden yang akan diusung oleh partai kepala banteng tersebut. Banyak pelaku pasar menyebut kejadian tersebut sebagai “Jokowi effect”. Tanda tanya besarnya adalah apakah “Jokowi effect” ini akan terus berlangsung hingga pemilu diselenggarakan? 

Di masyarakat umum banyak terjadi pro dan kontra tentang pencalonan Jokowi untuk maju menjadi calon presiden dengan yang kontra dengan pencalonan Jokowi. Namun pasar modal merespon positif pencalonan Jokowi untuk maju menjadi presiden Indonesia yang ke-7, ditandai dengan naiknya IHSG. Jokowi effect ini tidak hanya berimbas ke IHSG tetapi juga terhadap pergerakan nilai tukar rupiah. Ini menunjukkan bahwa pasar sangat menyambut positif pencalonan Jokowi ini.

Asumsi yang beredar di pasar adalah Jokowi diharapkan mampu menjalankan pemerintahan yang bersih dan profesional. Citra Jokowi yang dinilai cukup bersih membuat pasar memiliki penilaian sendiri, terlepas dari politik praktis. Rally IHSG diprediksi akan terulang di pemilu 2014. Jokowi juga diharapkan dapat mengambil keputusan tegas, membangun iklim investasi yang kondusif dan membangun basis manufaktur di Indonesia.

Meskipun demikian hal yang patut dicermati mengenai kondisi pasar saham serta nilai tukar rupiah ini juga banyak dipengaruhi oleh faktor ekternal. Seperti kita ketahui pelaku pasar di bursa saham Indonesia saat ini masih didominasi oleh investor asing, risiko eksternal dan makroekonomi domestik juga menghadang pemerintahan ke depan. Sebut saja bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, yang mengurangi stimulus hingga akhir tahun 2014. Bahkan dari berita terakhir the Fed bisa menaikkan suku bunganya pada awal tahun 2015 mendatang. Selain itu, perekonomian negara China juga dalam tahap konsolidasi dan cenderung melemah imbas pelambatan negara berkembang. Selain itu yang patut dicermati adalah masalah geopolitik yang terjadi di Ukraina.

Akan tetapi menurut data yang bisa dirangkum menyebutkan, rally IHSG akan terulang di pemilu 2014. Berdasarkan pengalaman dua pemilu terakhir, terjadi rally panjang kenaikan IHSG. Kemudian terdapat capital inflow dana investor asing sebesar 9 persen dari total market cap di tahun 2004 dan 4,7 persen dari total market cap di tahun 2009.

Kita tunggu dan berharap saja proses pemilu yang merupakan salah satu bagian dari demokrasi di negara kita ini bisa berlangsung dengan aman dan tidak terjadi konflik yang berarti. Jokowi memang diharapkan bisa memberikan sentimen positif bagi pasar dan bisa menjadi rem dari jatuhnya nilai tukar rupiah. Namun jangan lupa, faktor-faktor eksternal seperti yang diungkapkan di atas justru bisa menekan pergerakan di lantai bursa serta memukul nilai tukar rupiah. Jadi, apakah “Jokowi effect” ini akan berlanjut atau tidak, kita tunggu saja.


Info di atas sebenarnya bisa menambah beberapa juta rupiah di daftar asset Anda. Belum tau caranya? Yup.. Salah satunya lewat trading forex.. belajar di sini aja, 100% gratis.
Udah ahli tapi tidak berani trading besar-besaran karena pakai broker luar negri? Kalau broker lokal, komisi nya besar banget? Coba dulu di demo account dengan KOMISI TERMURAH! Coba rekomendasi demo accountnya disini ya:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by SmartradeForex - Free Demo Akun | ForexIMF.com